Senin, 22 Agustus 2011

"Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada Wan"

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan adalah:
1. Mati atau tidak berfungsinya komponen pada jaringan
Mati atau tidak berfungsinya komponen pendukung jaringan disebabkan oleh korosi (berkarat) dan rusak. Korosi yang terjadi dikarenakan ruang atau tempat jaringan yang lembab dan juga pemakaian yang suah terlalu lama tanpa adanya perawatan yang berkala. Dalam sistem jaringan LAN sering kita menyebut permasalahan yang menyebabkan seluruh atau sebagian jaringan terganggu disebut jaringan dalam kondisi down. Down dalam jaringan bisa kita artikan sedang turun atau tidak bekerja secara maksimal. Down dapat meyebabkan komunikasi dalam jaringan menjadi lambat atau tidak bekerja sama sekali. Kondisi tersebut yang perlu ditangani sehingga jaringan dapat bekerja dengan baik dan kembali normal. Istilah Down dalam jaringan komputer LAN berbeda dengan Down pada jaringan Warnet (warung Internet). Down pada jaringan LAN disebabkan system dalam jaringan LAN tersbut atau karena tidak berfungsinya peralatan maupun komponen dalam jaringan LAN tersebut. Down pada Warnet disebabkan oleh banyak sekali faktor diantaranya pengaruh dari jaringan LAN yang ada dalam warnet, dari Provider (jasa pelayanan akses internet) yang mengalami gangguan dan bisa juga dari line telphon yang penuh sehingga menyebabkan akses ke internet tidak dapat dilakukan Down dalam jaringan LAN lebih mudah penanganannya apabila dibandingkan dengan Down pada Warnet. Down dalam jaringan LAN lebih mudah diatasi karena kita dapat mendeteksi melalui indikator- indikator yang dapat kita lihat. Indikator-indikator tersebut memberikan isarat jika terjadi kerusakan atau tidak berfungsinya komponen. Indikasi kerusakan pada masing masing komponen dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Server
Server adalah komputer yang biasanya dikhususkan untuk penyimpanan data atau system operasi berbasis network (Network Operating System), berisikan daftar user yang diperbolehkan masuk ke server tersebut. Jadi apabila komputer server mengalami kerusakan atau gangguan secara otomatis seluruh jaringan tidak berfungsi karena server merupakan pintu masuk dan sebagai pusat jaringan tersebut. Jadi apabila seluruh jaringan tidak dapat berfungsi berarti terjadi gangguan atau kerusakan pada server.
b) Workstation
Workstation adalah komputer yang memanfaatkan jaringan untuk menghubungkan komputer tersebut dengan komputer lain atau komputer tersebut dengan server. Pemanfaatan jaringan tersebut dapat berupa sharing data, sharing printer dan sebagainya. Apabila terjadi kerusakan pada komputer workstation berarti komputer yang digunakan tidak dapat masuk dalam jaringan sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan komputer server maupun komputer lain dalam jaringan tersebut.
c) Hub/switch
Hub/switch merupakan terminal atau pembagi signal data bagi kartu jaringan (Network Card). Jika Hub mengalami kerusakan berarti seluruh jaringan juga tidak dapat berfungsi untuk
berkomunikasi antar workstation atau komputer workstation dengan server. Apabila terjadi kerusakan pada Hub dapat dilihat pada lampu indikator power dan lampu indikator untuk masing masing workstation. Apabila lampu indikator power Hub/switch mati berarti kemungkinan besar Hub tersebut rusak. Jika ada lampu indikator workstation yang tidak menyala menyatakan bahwa komputer workstation sedang tidak aktif (tidak hidup) atau
ada gangguan pada komputer workstation tersebut
d) Kabel dan konektor
Kabel dan konektor merupakan media penghubung antara komputer dengan komputer lain atau dengan peralatan lain yang digunakan untuk membentuk jaringan. Kabel dan konektor untuk membuat jaringan LAN yang banyak digunakan ada 3 jenis yaitu:
· Jenis kabel serat optik menggunakan konektor SC dan ST. Gangguan atau kerusakan pada kabel dan konektor jenis serat optik sangat jarang, tetapi memerlukan penanganan secara khusus untuk perawatan jaringan
· Jenis Kabel UTP dengan konekor RJ45. Gangguan atau kerusakan pada kabel jenis ini adalah konektor yang tidak terpasang dengan baik (longgar), susunan  pengkabelan yang salah dan kabel putus. Indikasi yang dapat dilihat adalah lampu indikator yang tidak hidup pada kartu jaringan atau pada Hub/switch. Jaringan menggunakan kabel UTP kesalahan yang muncul relatif sedikit, karena jaringan terpasang menggunakan topologi star, workstation terpasang secara paralel dengan menggunakan swicth/hub. Sehingga yang terjadi gangguan hanya pada workstation yang kabelnya mengalami gangguan saja
· Jenis kabel Coaxial dengan konektor BNC. Kabel jenis coaxial memiliki akses yang cukup lambat bila dibandingkan jenis kabel lainnya dan sering terjadi gangguan karena konektor yang longgar (tidak konek), kabel short dan kabel terbuka resistor pada terminating conector. Short pada pemasangan kabel dengan plug konektor ini menyebabkan system jaringan akan down dan komunikasi antar komputer berhenti.

  1. Masalah Konektivitas
Masalah konekvitas terjadi ketika suatu end stations (seperti komputer, hub/switch, router) tidak dapat berkomunikasi satu sama lain baik di lingkungan jaringan LAN (local area network) maupun WAN (wide area network). Menggunakan alat-alat manajemen berupa software maupun hardware, kita sering dapat mengatasinya bahkan sebelum pengguna lainnya mendapat peringatan. Masalah konektivitas meliputi:
  1.  
    1. Kehilangan Konektivitas (Loss of connectivity ) - Ketika para pengguna tidak dapat mengakses jaringan kita maka keefektifan organisasi Anda adalah lemah sehingga Anda harus dengan segera memperbaikinya.
    2. Konektivitas terputus-putus atau tidak stabil (Intermittent connectivity) – Kendati para pengguna memiliki akses ke sumber daya jaringan beberapa kali tetapi mereka kadangkala masih menghadapi koneksi jaringan yang 'mati' (periods of downtime). Masalah konektivitas yang terputus-putus dapat mengindikasikan bahwa jaringan kita berada pada ambang kerusakan yang lebih parah. Jika konektivitas tidak menentu (aneh) segeralah kita melakukan pengamatan dan penyelidikan pada masalah tersebut.
    3. Masalah Timeout - Timeouts menyebabkan kehilangan konektivitas (loss of connectivity) tetapi lebih sering dihubungkan dengan kinerja jaringan yang buruk.
  2. Masalah Kinerja Jaringan
Jaringan kita memiliki masalah kinerja ketika ia tidak dapat beroperasi secara efektif. Sebagai contoh, waktu respon jaringan yang lambat, jaringan tidak stabil seperti biasanya, dan para pengguna banyak yang mengeluh bahwa jaringan melayani pekerjaan mereka lebih lama. Beberapa masalah kinerja yang bersifat sewaktu-waktu muncul seperti duplikasi alamat dan laju utilisasi jaringan yang selalu konsisten tinggi dapat saja terjadi.
Jika Anda secara teratur dapat memeriksa jaringan untuk masalah kinerja, Anda dapat memperpanjang fungsi konfigurasi jaringan yang ada dan merencanakan peningkatan kualitas jaringan dibandingkan harus menunggu akibat atau dampak dari masalah tersebut terhadap produktivitas pengguna.
  1. Masalah KonektivitasMasalah konekvitas terjadi ketika suatu end stations (seperti komputer, hub/switch, router) tidak dapat berkomunikasi satu sama lain baik di lingkungan jaringan LAN (local area network) maupun WAN (wide area network). Menggunakan alat-alat manajemen berupa software maupun hardware, kita sering dapat mengatasinya bahkan sebelum pengguna lainnya mendapat peringatan. Masalah konektivitas meliputi:
    1. Kehilangan Konektivitas (Loss of connectivity ) - Ketika para pengguna tidak dapat mengakses jaringan kita maka keefektifan organisasi Anda adalah lemah sehingga Anda harus dengan segera memperbaikinya.
    2. Konektivitas terputus-putus atau tidak stabil (Intermittent connectivity) – Kendati para pengguna memiliki akses ke sumber daya jaringan beberapa kali tetapi mereka kadangkala masih menghadapi koneksi jaringan yang 'mati' (periods of downtime). Masalah konektivitas yang terputus-putus dapat mengindikasikan bahwa jaringan kita berada pada ambang kerusakan yang lebih parah. Jika konektivitas tidak menentu (aneh) segeralah kita melakukan pengamatan dan penyelidikan pada masalah tersebut.
    3. Masalah Timeout - Timeouts menyebabkan kehilangan konektivitas (loss of connectivity) tetapi lebih sering dihubungkan dengan kinerja jaringan yang buruk.
  2. Masalah Kinerja Jaringan
  3. Jaringan kita memiliki masalah kinerja ketika ia tidak dapat beroperasi secara efektif. Sebagai contoh, waktu respon jaringan yang lambat, jaringan tidak stabil seperti biasanya, dan para pengguna banyak yang mengeluh bahwa jaringan melayani pekerjaan mereka lebih lama. Beberapa masalah kinerja yang bersifat sewaktu-waktu muncul seperti duplikasi alamat dan laju utilisasi jaringan yang selalu konsisten tinggi dapat saja terjadi. Jika Anda secara teratur dapat memeriksa jaringan untuk masalah kinerja, Anda dapat memperpanjang fungsi konfigurasi jaringan yang ada dan merencanakan peningkatan kualitas jaringan dibandingkan harus menunggu akibat atau dampak dari masalah tersebut terhadap produktivitas pengguna.

2 komentar: